Mencari Hasil Ilmu

Tuesday, August 31, 2010

Rahsia Sukses Orang Jepun

1. KERJA KERAS

Sudah menjadi rahsia umum bahwa bangsa Jepun adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepun adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepun mampu menghasilkan sebuah kereta dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat kereta yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepun boleh dikatakan mampu melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepun, dan menandakan bahawa pegawai tersebut termasuk “yang tidak diperlukan” oleh perusahaan.

2. MALU

Malu adalah budaya luhur dan turun temurun bangsa Jepun. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, iaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia moden, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para penjawat awam (menteri, ahli politik, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Impak negatifnya mungkin adalah anak-anak sekolah rendah, sekolah menengah yang kadang bunuh diri, kerana gagal peperiksaan atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepun lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

3. HIDUP BERJIMAT

Orang Jepun memiliki semangat hidup berjimat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepun, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepun ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepun akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepun rata-rata tutup pada pukul 20:00.

4. KESETIAN

Kesetian membuat sistem karier di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepun yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pencen. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepun yang kebanyakan hanya mahu menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.

5. INOVASI

Jepun bukan bangsa penemu, tapi orang Jepun mempunyai kelebihan dalam mencari temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang legenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepun, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepun dengan inovasinya telah mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.

6. PANTANG MENYERAH

Sejarah membuktikan bahwa Jepun termasuk bangsa yang tahan lasak dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepun sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika kebangkitan Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepun cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepun menyerah. Tidak hanya menjadi pengimport minyak bumi, batu bara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber tenaga Jepun berasal dari negara lain termasuk Indonesia. Khabarnya kalau Indonesia menghentikan pasukan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepun akan gelap gelita rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, disusul dengan kalah perangnya Jepun, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo. Ternyata Jepun tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepun sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga keretapi laju (shinkansen).Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnes di era masa kini. Akio Morita juga awalnya menjadi ketawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang muncul ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya muncul dengan legenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepun dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan).

7. BUDAYA BACA

Jangan terkejut kalau anda datang ke Jepun dan masuk ke densha (keretapi lektrik), sebahagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau majalah. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat manga (komik bergambar) untuk menteri-menteri kurikulum sekolah baik dari peringkat sekolah rendah hingga menengah. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi.Budaya baca orang Jepun juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institut penerjemahan dan terus berkembang sampai zaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepun sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.

8. KERJASAMA KELOMPOK

Budaya di Jepun tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk tuntutan hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk team atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, keadaan kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepun. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepun akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepun yang berkelompok”. Musyawarah muafakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.

9. JAGA TRADISI

Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepun kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini. Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepun. Kalau suatu hari anda naik basikal di Jepun dan melanggar pejalan kaki , maka jangan terkejut kalau yang kita langgar malah yang minta maaf mereka. Sampai saat ini orang Jepun relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepun karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepun Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepun. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepun untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan tanah pertanian mendapatkan pengurangan cukai yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepun merupakan salah satu yang tertinggi didunia.

Provokasi Bendera tidak menjadi

SYABAS diucapkan kepada rakyat Malaysia yang cintakan keamanan dan tidak mudah melenting dengan provokasi sebuah kumpulan dari Indonesia, Benteng Demokrasi Rakyat Indonesia (Bendera).

Walaupun Jalur Gemilang kita diinjak seumpama kain buruk dan dibakar serta kedutaan dilempar najis, namun majoriti rakyat negara ini masih rasional tanpa melakukan tindakan serupa, malah masih boleh menganggap ia tindakan manusia yang tidak ada kerja cari kerja.

Kita wajar bersatu tanpa mengira kaum, agama dan budaya untuk bersama memelihara keharmonian dan perpaduan yang memungkinkan kita sama-sama mencari makan tanpa terpengaruh dengan provokasi saudara kita yang lain sudut pandangannya.

Jika Bendera di Indonesia memprovokasi kita di sini, kita pula wajar mengibarkan bendera kita di serata tanah merdeka Malaysia. Sewajarnya kita membuat ekspedisi sama ada berjalan kaki atau berkenderaan mengibarkan Jalur Gemilang dari Padang Besar hingga ke puncak Gunung Kinabalu dari 31 Ogos hingga 16 September.

Dua tarikh keramat ini mempunyai impak kepada semua pihak sebagai tarikh kemerdekaan dan penubuhan Malaysia.

Jika ada pihak yang membakar 10 Jalur Gemilang kerana kedangkalan minda mereka, kita wujudkan pula sejuta bendera sebagai ganti dan dikibarkan di seluruh pelosok tanah air berdaulat ini.

Agak dikesalkan kerana sambutan ulang tahun kemerdekaan kali ini menyaksikan kibaran Jalur Gemilang amat kurang. Namun, ia tidak bermakna semangat kemerdekaan kita tidak kukuh.

Adakalanya kita tertanya-tanya adakah yang bersemangat menyambut kemerdekaan cuma pemandu teksi sahaja.

Adakah kemerdekaan cuma satu hari yang mana pada malam sebelumnya, remaja dan orang tua sama-sama membuat countdown dan selepas itu melihat persembahan mercun yang sah diharamkan mengikut undang-undang negara?

Sewajarnya pengisian kemerdekaan disambut dengan doa selamat, tahlil dan bacaan Yasin secara beramai-ramai oleh semua umat Islam. Bagi penganut agama Buddha, Hindu dan Kristian, mereka boleh bersembahyang mengikut agama masing-masing.

Penjajah telah pergi, Perlembagaan Negara telah ditulis, kemajuan ekonomi dan pembangunan prasarana semakin mantap. Adakah kita tidak boleh bersyukur mendoakan kesejahteraan Malaysia yang tercinta selama 53 tahun ini. Tsunami politik 2008 membuktikan sistem demokrasi subur di negara ini dan belum lagi berkubur, maka doakanlah agar negara ini terus makmur.

Mencabar perlembagaan dengan politik sempit dan menghina institusi yang terbentuk daripada perlembagaan menunjukkan pihak terbabit masih mentah dan tidak mengerti pengorbanan sebenar para pejuang kemerdekaan yang seorang demi seorang telah pergi menemui pencipta-Nya.

Tunjukkan kepada Bendera bahawa kita tidak termakan provokasi. Ini kerana itu bukan cara kita. Sebaiknya, dalang kumpulan itu perlu disiasat. Mungkin ada petualang bangsa yang memberi upah.

Marilah kita bersatu tidak kira Melayu, Cina, India, Orang Asli, Iban, Bidayuh, Melanau, Kelabit, Kadazan Dusun,Bajau, Serani dan anak-anak Pan-Asian. Marilah kita lupakan perbezaan kita kerana kita adalah 1Malaysia.

OneRepublic - Secrets



I need another story
Something to get off my chest
My life gets kind of boring
Need something that i can confess

Till all my sleeves are stained red
From all the truth that I've said
Come by it honestly I swear
Thought you saw me wink, no, I've been on the brink, so

Tell me what you want to hear
Something that'll like those ears
Sick of all the insincere
So I'm gonna give all my secrets away
This time
Don't need another perfect lie
Don't care if critics never jump in line
I'm Gonna give all my secrets away

My God, amazing how we got this far
It's like were chasing all those stars
Who's driving shiny big black cars

And everyday I see the news
All the problems we could solve
And when a situation rises
Just write it into an album
?Singing straight to cold?
I don't really like my flow, no, so

Tell me what you want to hear
Something that'll like those ears
Sick of all the insincere
So I'm gonna give all my secrets away
This time
Don't need another perfect lie
Don't care if critics never jump in line
I'm Gonna give all my secrets away

Got no reason
Got no shame
Got no family
I can blame
Just don't let me disappear
I'mma tell you everything

Tell me what you want to hear
Something that'll like those ears
Sick of all the insincere
So I'm gonna give all my secrets away
This time
Don't need another perfect lie
Don't care if critics never jump in line
I'm Gonna give all my secrets away

Tell me what you want to hear
Something that'll like those ears
Sick of all the insincere
So I'm gonna give all my secrets away
This time
Don't need another perfect lie
Don't care if critics never jump in line
I'm Gonna give all my secrets away

All my secrets away
All my secrets away

Macy Gray - Beauty In The World



I know youre fed up
Like a lead up for us
All they talk about is
What is going down?
Whats been messed up for us?
When I look around I see blue skies
I see butterflies for us

Listen to the sound and lose it
Its sweet music and dance with me
There is beauty in the world
So much beauty in the world
Always beauty in the world
So much beauty in the world
Shake your booty boys and girls for the beauty in the world
Pick your diamond pick your pearl there is beauty in the world
All together now

We need more lovin
We need more money, they say
Change is gonna come
Like the weather
They say forever
They say
When theyre in between
Notice the blue skies
Notice the butterflies
Notice me

Stop and smell the flowers
And lose it the sweet music and dance with me
There is beauty in the world
So much beauty in the world
Always beauty in the world
There is beauty in the world
Shake your booty boys and girls for the beauty in the world
Pick your diamond pick your pearl there is beauty in the world
All together now

Heya throw your hands up and holla
Throw your hands up and holla
When you dont know what to do
Dont know if youll make it through
Remember god is giving you beauty in the world
So love (Beauty in the world)
Yeah love (Beauty in the world)

There is beauty in the world (Beauty in the world)
Beauty in the world (Beauty in the world)
Shake your booty boys and girls (Boys and Girls)
All the beauty in the world (Beauty in the world)
Pick your diamond pick your pearl (Pick your pearl)
There is beauty in the world (Beauty in the world)
All together now
Yeah love
Yeah love
Oh love
All together now

Hey baby when Im looking at you
I know its fact is true
There is hope for love
There is beauty in the world

Hutan Lipur Bukit Ayer



Hutan Lipur Bukit Ayer

Air nya sangat jernih.. rugi tak datang mandi kat sini..


Hutan Lipur Bukit Ayer

Air kat sini jernih Giler.. tengok sendiri la.. atau pegi sendiri...

Monday, August 30, 2010

Hutan Lipur Bukit Ayer




Hutan Lipur Bukit Ayer



Pentas untuk aktiviti utama seperti persembahan.

Mari menjelajah ke atas bukit.

Masjid Syed Putra Jamalullail



Masjid Syed Putra Jamalullail





Sunday, August 29, 2010

KURANGKAN PEKERJA INDONESIA

SAYA berasa terpukul dan kecewa dengan tindakan rakyat Indonesia yang sentiasa mencemuh dan menghina Malaysia walaupun kita serumpun dan banyak memberi peluang pekerjaan kepada rakyatnya.

Sejak 10 tahun lalu, saya telah membayar pembantu rumah gaji minimum RM600 dan sekarang RM750-RM800. Kami sekeluarga sentiasa melayan pekerja Indonesia seperti keluarga tetapi ada di antara mereka mengambil kesempatan di atas kebaikan kita.

Saya menyeru bersungguh-sungguh kepada kerajaan supaya mengambil langkah serius dan bukannya ‘hangat-hangat tahi ayam’ bagi mengurangkan pergantungan kepada rakyat asing khususnya rakyat Indonesia dan Bangladesh dalam pelbagai bidang termasuk domestik dan restoran. Pusat penjagaan kanak-kanak yang berwibawa dan profesional dengan bantuan majikan perlu diwujudkan atau diwajibkan dengan segera. Saya merayu kepada kerajaan khususnya Perdana Menteri agar mengambil tindakan yang lebih holistik bagi menangani masalah pergantungan kepada rakyat asing ini dan bukan hanya apabila isu kejiranan dibangkitkan semula. Tindakan ‘melatah’ sementara ini amat membahayakan keselamatan negara kita dalam jangka panjang.

LEMPAR NAJIS SEBAB CEMBURU

DILAHIRKAN di tanah air Malaysia, membuatkan saya sangat terhina dengan perbuatan segelintir masyarakat Indonesia yang memperlihatkan kebodohan mereka.

Dengan pendidikan yang telah saya terima sejak di bangku sekolah lagi, saya dapati negara jiran kita itu sentiasa merasa tidak puas hati dan cemburu melihat kemajuan negara kita.

Namun, apa yang peliknya, negara kita sendiri seperti terlalu menatang bagai minyak yang penuh pada negara jiran kita ini. Baru-baru ini, walaupun Indonesia telah meletakkan syarat untuk mengambil pembantu rumah warganegara mereka, kita tetap mahu kehadiran mereka walaupun telah tersiar di sana-sini bahawa mereka ini sanggup melakukan apa sahaja terhadap anak-anak bangsa kita yang masih kecil.

Entah sedar atau tidak, sebenarnya kehadiran warga asing ke negara kita telah menimbulkan pelbagai kekacauan dan kekecohan.

Kini, Jalur Gemilang yang kita cintai dilakukan persis kain buruk, dipijak-pijak. Sanggupkah kita hanya melihat tanpa sedikit pun terdetik di dalam hati kita semangat cintakan tanah air?

Tolonglah, saya merayu kepada semua warganegara agar bangun demi menjaga maruah negara kita. Andai kita terlalu memperlihatkan keindahan negara lain, siapa lagi yang akan menjaga hak negara yang kita cintai ini? Tanpa kita bersatu padu, mampukah kita akan terus berada dalam negara seaman dan semaju ini sekarang?

BANGSA SERUMPUN SUDAH BASI

MELONTAR najis kepada sebuah kedutaan asing dan memijak bendera yang merupakan lambang kebangsaan negara orang lain, lebih-lebih lagi negara yang dipanggil jiran adalah di luar kewarasan. Sifat tidak bertamadun dan tidak waras rakyat Indonesia yang berlindung atas nama Benteng Demokrasi Rakyat Indonesia (Bendera) perlu membuka mata banyak pihak, bukan sahaja Kedutaan Malaysia di Jakarta tetapi juga semua rakyat Malaysia.

Kita berhak marah dan beremosi kepada insiden yang berlaku itu dan kita perlu menganggap perhubungan antara Malaysia dengan Indonesia telah cacat. Insiden di Kedutaan Malaysia sudah berulang kali berlaku tetapi pihak Indonesia sebagaimana biasa mengatakan peristiwa itu adalah terpencil dan perlu diatasi secara rundingan. Kenyataan yang sama akan terkeluar daripada mulut pihak berkuasa Indonesia di Kuala Lumpur setiap kali tercetusnya sentimen anti Malaysia oleh rakyat Indonesia. ‘Kita dari bangsa yang serumpun’ adalah gula-gula lama yang manis tetapi sebenarnya berpenyakit.

100 negara terbaik

BARU-BARU ini majalah Newsweek dalam edisi khas mengeluarkan senarai 100 negara terbaik di dunia. Lebih menarik lagi Malaysia menduduki tempat ke-37 dalam senarai tersebut.

Memang mengejutkan namun mungkin itu antara perubahan yang dibawa oleh majalah itu dengan buat pertama kalinya menjalankan kajian negara manakah layak dimartabatkan antara negara terbaik di dunia.

Kita katakan pembaharuan kerana majalah ini baru sahaja dijual awal bulan ini kepada jutawan California, Sidney Harman yang mengeluarkan sistem audio premium Harman Kardon.

Seperti mana kesuraman industri akhbar dan majalah yang melanda seluruh dunia masalah yang sama berlaku kepada Newsweek yang sebelum ini dimiliki oleh The Washington Post Company.

Newsweek yang bersaing sengit dengan majalah Time, kerugian AS$28 juta (RM88.6 juta) tahun lalu dan perolehan iklan jatuh sebanyak 37 peratus.

Harman dalam kata-kata aluan selepas pengumuman pembelian majalah tersebut menyatakan, “Newsweek merupakan harta negara. Saya berasa sangat bangga untuk mewarisinya daripada The Washington Post Company dan keluarga Graham selain tidak sabar untuk menghadapi cabaran kewartawanan, perniagaan dan teknologi yang besar,”.

Oleh itu pembaharuan pertama yang dilakukannya adalah menjalankan kajian negara manakah yang boleh dikatakan sebagai terbaik di dunia.

Hasilnya 100 senarai negara terbaik dikeluarkan dengan 10 negara kecil dengan jumlah penduduk yang sedikit (kecuali Jepun) menduduki tangga teratas.

Namun dalam mukadimahnya, pengarang telah menyatakan para pembaca di seluruh dunia mungkin akan menemui sesuatu yang disukai ataupun dibenci tentang senarai ini.

Pada masa yang sama senarai ini juga menunjukkan bahawa dunia ini adalah luas dan kita mempunyai pelbagai cara untuk melihat dan menilai tentangnya.

Ini sesuatu yang menarik kerana Newsweek sendiri seolah-olah tidak begitu pasti tentang pilihan yang dilakukannya.

Bukan berniat untuk memperlekeh mahupun menafikan kajian yang telah dibuat namun pasti terdapat beberapa kelompongan memandangkan usaha ini dilakukan berdasarkan kaca mata dan pandangan Barat mengenai apa yang ditakrifkan sebagai terbaik.

Pemilihan

Majalah Newsweek menetapkan pemilihan negara terbaik berdasarkan lima kategori iaitu pendidikan, kesihatan, kualiti kehidupan, daya saing ekonomi dan persekitaran politik. Semua faktor ini menjadi keutamaan yang menjurus kepada kesejahteraan negara.

Kesemua faktor ini kemudian digabungkan jumlahnya yang akhirnya menentukan di tangga mana sesebuah negara itu sepatutnya berada.

Sebagai contoh Malaysia dipilih berada di tempat ke-37 setelah semua lima kategori digabungkan dengan jumlah keseluruhan markah adalah 69.69 peratus.

Malaysia berada di tempat ke-14 dalam kategori daya saing ekonomi dengan markah 61.93 peratus, tempat ke-48 dalam kategori kualiti kehidupan dengan markah 69.28 peratus, faktor kesihatan di tangga ke-52 dengan markah 71.02 peratus, faktor pendidikan dengan markah 86.43 peratus di tempat 36 dan terakhir, persekitaran politik di tangga ke-54 dengan markah 59.80 peratus.

Di sebalik semua jumlah pemarkahan itu menduduki tempat ke 10 teratas adalah negara dari Eropah Utara iaitu Finland di tempat pertama, Sweden ketiga, Norway keenam, Denmark ke- 10 selain negara Eropah kecil lain seperti Switzerland, Luxembourg dan Belanda.

Di sini juga timbul kemusykilan bagaimana sebuah negara seperti Finland dan Norway yang tempoh musim sejuknya panjang dan gelap lebih dari enam bulan dalam setahun terpilih di antara yang terbaik.

Memang dari sudut “terbaik” negara ini mempunyai semua kualiti yang kehadapan dari negara-negara lain. Namun seperti yang dinyatakan pengarangnya soal “terbaik” ini masih boleh didebatkan walaupun ia sebenarnya satu usaha yang baik bagi mengiktiraf penat lelah yang dilakukan oleh kerajaan sesebuah negara dalam menguruskan negara mereka.

Namun soal “terbaik” ini masih lagi sesuatu yang subjektif apatah lagi negara yang agak terkebelakang seperti Costa Rica (35), Estonia (32) dan Latvia (35) mendahului Malaysia dalam senarai ini.

Lebih mengejutkan musuh umat Islam, Israel menduduki tempat ke-22 walaupun seperti yang kita sedia maklum berlaku serangan hampir setiap hari oleh penduduk Palestin yang marah dengan pencabulan yang dilakukan mereka.

Begitu juga dengan kedudukan Greece yang menduduki tempat ke-26 walaupun ekonomi dan sistem kewangan negara itu hampir lumpuh dan berita mengenai rusuhan oleh rakyatnya pernah mewarnai akhbar-akhbar utama dunia.

Mungkin jika kita bersikap realistik Malaysia masih lagi belum mencapai standard negara-negara maju seperti Itali, Jerman dan lain-lain.

Namun perasaan bangga harus ada di dalam diri kita setelah Malaysia dinobatkan yang terbaik di Asia Tenggara selepas Singapura (20) dan keempat terbaik di Asia selepas Jepun (9) dan Korea Selatan (15).

Mungkin ada yang berpandangan negara yang bercuaca panas seharusnya lebih baik dari negara yang sentiasa sejuk seperti Norway atau Kanada.

Namun kerana keadaan ekonomi yang sempurna dengan hampir semua rakyatnya mempunyai kerja yang menjamin sekaligus memungkinkan struktur kesihatan dan pendidikan yang lebih baik diberikan kepada rakyatnya.

Selain itu dengan jumlah rakyatnya yang sedikit contohnya Finland sekitar 5.3 juta dan Sweden 9.3 juta memudahkan pengagihan kekayaan dan pendapatan diberikan secara adil dan mendorong suasana politik yang lebih stabil dan harmoni.

Jika dibandingkan dengan Pakistan yang menduduki tempat ke-89, Venezuela (71) dan Bangladesh (88) pastinya realiti kehidupan jika mahu dibandingkan umpama langit dan bumi.

Percakaran politik, jurang antara kaya dan miskin yang jauh berbeza serta sistem kesihatan dan pendidikan yang caca merba telah mengakibatkan ramai penduduknya berhijrah ke negara lain seperti Malaysia untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Realitinya banyak negara-negara di Asia, Amerika Latin dan Afrika masih jauh dari dari apa yang dikatakan “terbaik” oleh majalah Newsweek.

Bukan sahaja dibebani masalah sistem pendidikan dan kesihatan yang sememangnya teruk, hendak mendapatkan sesuap nasi dalam sehari pun masih lagi menjadi beban utama bagi negara-negara di Afrika.

Begitu juga kerana kemiskinan mengakibatkan kegiatan jenayah seperti pengedaran dadah, penculikan, pelacuran, rasuah dan pelbagai lagi seolah-olah sudah menjadi sebahagian dari kehidupan di negara-negara Amerika Latin.

Jika dilihat pada negara-negara yang menduduki tempat teratas senarai tersebut, mereka berkongsi resepi yang mudah iaitu elakkan dari berperang, kekal bertahan dan produktif walaupun dalam keadaan yang tertekan selain mempunyai suasana sejuk dan gelap lebih lama sepanjang tahun.

Yang jelas Malaysia cukup bertuah tersenarai di tangga ke-37 dengan resepi yang sama cuma bezanya cuacanya panas sepanjang tahun selain mempunyai penduduk yang terdiri dari berbilang kaum, satu-satunya keunikan yang tidak terdapat pada 36 negara di atas kita.

Lebih indah lagi dari senarai 36 negara itu Malaysia merupakan satu-satunya negara Islam yang sekaligus membuktikan negara bertuah ini terbaik untuk didiami semua kaum dan agama.

SIRI demonstrasi di hadapan Kedutaan Malaysia di Indonesia

SIRI demonstrasi di hadapan Kedutaan Malaysia di Jakarta dan beberapa tempat lain di Indonesia, benar-benar meloyakan.

Jalur Gemilang dipijak, diludah dan dibakar. Bukan itu sahaja najis turut dilemparkan. Ugutan demi ugutan terus dibuat oleh beberapa penganjur tunjuk perasaan itu terutama Koordinator Benteng Demokrasi Rakyat Indonesia (Bendera). Antaranya mahu menjadikan rakyat kita dan kepentingan Malaysia sebagai sasaran.

Sebenarnya banyak usaha telah dilakukan bagi membendung kejadian seumpama itu termasuk kerjasama dan persefahaman melalui badan bukan kerajaan (NGO) dan media Malaysia-Indonesia.

Namun demonstrasi liar tidak pernah susut apatah lagi berhenti. Tercetus sahaja isu dari semasa ke semasa maka sepantas kilat kedutaan kita diserbu. Adakalanya Awang tertanya-tanya apakah Malaysia sudah ditakdirkan menjadi kambing hitam kepada Indonesia.

NGO seperti Bendera yang didalangi oleh pihak tertentu, sentiasa berjaya dalam muslihat mereka sehingga mencetuskan ketegangan hubungan kedua-dua negara.

Memang ada negara lain suka jika Malaysia-Indonesia berbalah dan terdapat pemimpin pembangkang kita yang mengharapkan berlaku perseteruan agar dapat menangguk di air keruh. Apatah lagi darjah respons di Indonesia cukup tinggi, tidak seperti di Malaysia.

Ketika isu itu panas di sana, suasana di negara ini tenang. Rakyat kita tidak keluar berdemonstrasi kerana melihat hubungan dengan Indonesia begitu istimewa berbanding negara lain. Ia bukan bererti kita takut bersuara. Rakyat Malaysia sanggup turun di jalanan melakukan demonstrasi membantah kuasa besar seperti Amerika Syarikat (AS) biarpun tahu kesannya terhadap tekanan politik antarabangsa dan ekonomi.

Tetapi ia berbeza dengan Indonesia - negara serumpun dan bersaudara. Ternyata kita banyak beralah dengan Indonesia. Malaysia seperti biasa, sentiasa percaya semua isu akan dapat ditangani dengan baik tanpa perlu ribut-ribut kerana itu budaya kesantunan nusantara. Awang bangga kerana rakyat Malaysia masih bersikap rasional dan tidak terikut-ikut sentimen liar penunjuk perasaan di sana. Padahal terlalu kerap nelayan dan bot pihak berkuasa Indonesia menceroboh perairan kita. Ketika jerebu teruk melanda negara ini saban tahun akibat kebakaran hutan di Indonesia, rakyat kita juga tidak keluar berdemonstrasi walaupun ia memberikan kesan buruk kepada kesihatan dan aktiviti ekonomi.

Persoalannya sampai bila kita harus terus mengalah dan dihina?

Awang percaya isu terbaru ini akan reda sedikit masa lagi tetapi ia akan pasti berulang. Sedar atau tidak, bendera Malaysia paling banyak dibakar di bumi Indonesia. Kerap dan mudah sangat kita dihina seolah-olah Malaysia bukan negara berdaulat. Senario ini tidak berlaku dengan negara jiran lain.

Maka sudah sampai masanya semua pihak di negara ini membuka mata.

Dalam kita dituntut untuk terus menjaga hubungan baik dan memakmurkan jiran, kita perlu berpada-pada. Selama ini, pendirian berlembut dan begitu pemurah kepada Indonesia dalam banyak hal, telah mengundang padah. Untuk memberkas dan menghantar pulang pendatang haram dari negara itu juga kita terpaksa tunduk kepada tekanan dari seberang. Maka apabila diambil tindakan kemudian, ada sahaja pihak di Indonesia bertindak balas.

Janganlah mengharapkan pihak lain akan mengenang budi. Yang akhirnya dilihat buruk adalah Malaysia. Dari awal lagi, kita yang lemah dan kelemahan itu membawa ancaman kepada keselamatan nasional.

Awang berharap dalam masa terdekat ini, rakyat kita mengambil serius saranan Kementerian Luar agar jangan ke Indonesia melainkan bagi urusan penting. Keghairahan untuk ke negara itu bagi tujuan riadah seperti golf dan berlibur serta membeli belah dan melancong sewajarnya dihentikan. Untuk apa terhegeh-hegeh ke negara yang banyak menyaksikan kita dihina.

Walaupun tindakan demonstrasi liar itu melibatkan segelintir rakyat Indonesia tetapi sentimennya disemarakkan oleh media dan NGO sehingga membentuk persepsi buruk terhadap Malaysia, yang gagal dibendung oleh kerajaannya. Mesej daripada rakyat Malaysia harus disampaikan.

Banyak lagi pilihan yang kita ada. Semuanya boleh dilakukan tanpa perlu menggugat hubungan kedua-dua negara. Tidak perlu menunggu kerajaan mengambil keputusan besar, rakyat juga ada hak dalam membuat pilihan. Misalnya, untuk apa menghantar anak belajar perubatan di sana jika keselamatan mereka asyik terancam?

Rihanna - Rude Boy



Come here, rude boy, boy; can you get it up?
Come here rude boy, boy; is you big enough?
Take it, take it baby, baby
Take it, take it; love me, love me

Come here, rude boy, boy; can you get it up?
Come here rude boy, boy; is you big enough?
Take it, take it baby, baby
Take it, take it; love me, love me

Tonight I'ma let you be the captain
Tonight I'ma let you do your thing, yeah
Tonight I'ma let you be a rider
Giddy-up, giddy-up, giddy-up babe
Tonight I'ma let it be fire
Tonight I'ma let you take me higher
Tonight, baby, we could get it on, yeah, we could get it on, yeah

Do you like it?
Boy, I want, want, want whatchu want, want, want
Give it to me, baby like boom, boom, boom
What I want, want, want is what you want, want, want
Nah

Come here, rude boy, boy, can you get it up?
Come here, rude boy, boy, is you big enough?
Take it, take it, baby, baby, take it, take it, love me, love me

Come here, rude boy, boy, can you get it up?
Come here, rude boy, boy, is you big enough?
Take it, take it, baby, baby, take it, take it, love me, love me

Tonight I'ma give it to ya harder
Tonight I'ma turn ya body out
Relax; let me do it how I wanna
If you got it I need it and I'ma put it down
Buckle up; I'ma give it to ya stronger
Hands up; we could go a little longer


Tonight I'ma get a little crazy, get a little crazy, baby

Like it?
Boy, I want, want, want whatchu want, want, want
Give it to me, baby like boom, boom, boom
What I want, want, want is what you want, want, want
Nah nah-ah

Come here, rude boy, boy can you get it up?
Come here rude boy, boy is your big enough?
Take it, take it, baby, baby, take it, take it, love me, love me

Come here, rude boy, boy can you get it up?
Come here rude boy, boy is your big enough?
Take it, take it, baby, baby, take it, take it, love me, love me

I like the way you touch me there
I like the way you pull my hair
Babe, if I don't feel it I ain't faking, no, no
I like when you tell me 'kiss you there'
I like when you tell me 'move it there'
So giddy-up; time to get it up: you say you a rude boy: show me what you got now
Come here right now

Take it, take it, baby, baby, take it, take it, love me, love me

Come here, rude boy, boy, can you get it up?
Come here, rude boy, boy, is you big enough?
Take it, take it, baby, baby, take it, take it, love me, love me

Come here, rude boy, boy, can you get it up?
Come here, rude boy, boy, is you big enough?
Take it, take it, baby, baby, take it, take it, love me, love me

Masjid Syed Putra Jamalullail



Masjid ini mempunyai taman yang tidaklah sebesar mana. cukuplah untuk berehat sebelum dan selepas sembahyang.

Negeri Perlis Darul Sunnah

Pusat Negeri Perlis..
Bandar Kangar..

Forest Eco Park, Kuala Perlis




Laluan masuk ke hutan dan gua.

Forest Eco Park, Kuala Perlis




Saturday, August 28, 2010

Tindakan melampau menjejaskan imej Indonesia

RAKYAT Malaysia yang bertugas di Indonesia pasti mempunyai cerita dan pengalaman sendiri yang tidak akan dilupakan.

Pada Isnin lalu ketika membuat liputan tunjuk perasaan di hadapan Kedutaan Besar Malaysia di Kuningan, Jakarta Selatan menjadi antara pengalaman yang tidak akan dilupakan.

Sebelum itu, tersebar maklumat bahawa terdapat kira-kira 500 anggota Benteng Demokrasi Rakyat Indonesia (Bendera) akan menyerang dan menduduki Kedutaan Malaysia dan ketika penulis tiba di lokasi, terdapat kira-kira 300 anggota polis, sebuah kenderaan meriam air dan kenderaan yang membawa dawai kawat.

Seorang pegawai polis menghampiri penulis dan menasihatkan tidak berada terlalu dekat dengan kawasan tunjuk perasaan kerana kumpulan berkenaan dianggap agresif setiap kali mengadakan tunjuk perasaan.

Ini kerana kumpulan itu pernah mengadakan operasi mengusir rakyat Malaysia menggunakan buluh runcing pada tahun lalu setelah isu sempadan di perairan Ambalat diperbesarkan oleh media Indonesia.

Ketika kumpulan sekitar 20 orang penunjuk perasaan tiba, penulis bersama puluhan jurugambar lain berasak-asak mengambil gambar mereka yang sedang memijak Jalur Gemilang dan berpidato dengan menggunakan alat pembesar suara.

Nada pidato cukup keras dengan memanggil Malaysia sebagai negara 'maling' yang bermaksud pencuri dan sebagainya. Pidato itu disambut dengan teriakan para penyokong mereka yang tidak seberapa jumlahnya berbanding yang digembar-gemburkan.

Terlintas di dalam fikiran penulis, beginilah nasib polis di Indonesia walaupun cukup terlatih, tetapi akhirnya ditipu dan diperbodohkan oleh penunjuk perasaan.

Dalam pada itu, lima penunjuk perasaan mengeluarkan bungkusan yang mengandungi najis manusia. Penulis tidak jadi mengambil gambar kerana bau najis yang terlalu busuk memaksa kesemua wartawan dan jurugambar 'bertempiaran lari'.

Jika sebelum ini, penulis yang pernah bertugas di Meja Jenayah tidak pernah berundur walau setapak ketika berdepan dengan mayat berulat, mahupun dalam keadaan mengerikan akibat kemalangan, namun insiden di Jakarta ini memaksa penulis melarikan diri.

Bukan sahaja kerana tidak tahan dengan bau busuk najis manusia, tetapi untuk mengelak daripada bermandikan najis yang sempat dilempar ke kawasan Kedutaan Malaysia.

Penulis yakin perbuatan itu dilakukan oleh segelintir daripada lebih 300 juta rakyat Indonesia yang sebenarnya telah dipergunakan oleh pihak yang berkepentingan. Walaupun tidak mempunyai bukti tetapi memang sangat jelas ia pastinya dilakukan oleh mereka yang memusuhi kepimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kadangkala penulis berasa bosan dengan sikap hipokrit atau 'talam dua muka' para pemimpin Indonesia. Apabila berbincang dengan menteri atau pegawai dari Malaysia, mereka cukup ikhlas mencari perdamaian, tetapi apabila mereka bercakap dengan media Indonesia, nada suara langsung berubah.

Mereka mula mengeluarkan kata-kata kecaman dan menghina Malaysia. Ia ibarat pepatah Melayu, 'telunjuk lurus, kelengkeng berkait'. Jika terdapat menteri yang bersikap lembut dan mahu menyelesaikan sebarang isu secara diplomasi, dia akan dituduh sebagai lemah dan tidak tegas dalam mempertahankan kedaulatan negara Indonesia.

Begitu juga sikap media Indonesia. Para pemimpinnya juga tidak mempunyai jiwa yang cukup besar untuk menerima hakikat bahawa Malaysia yang suatu ketika dahulu bertatih dan belajar dari Indonesia, kini telah maju serta jauh meninggalkan negara itu.

Lantaran itu, perasaan cemburu dan iri hati terus menguasai fikiran segelintir rakyat Indonesia sehingga mereka sanggup dan terus hidup dalam penafian, selain bertindak memperbodohkan pembaca dengan menyembunyikan serta melencongkan fakta.

Sebagai contoh, kira-kira 70 penjenayah warganegara Indonesia kini berdepan dengan hukuman gantung sampai mati di Malaysia. Bagaimanapun, badan-badan bukan kerajaan dan media Indonesia menjadikan ia sebagai isu 70 rakyat Indonesia bakal dihukum mati di Malaysia.

Mereka tidak pula melihat bahawa begitu ramai rakyat Indonesia berkelakuan tidak senonoh dan terlibat dengan jenayah di Malaysia sehingga mengganggu ketenteraman rakyat Malaysia. Apabila mereka dihukum kerana perbuatan jenayah, kerajaan Malaysia dianggap kejam dan berat sebelah.

Dalam erti kata lain, kumpulan berkenaan menafikan hak rakyat serta kerajaan Malaysia untuk menegakkan undang-undang dan menjaga ketenteraman negara.

Penulis yakin menjelang sambutan hari kemerdekaan Malaysia pada 31 Ogos ini, pasti lebih banyak insiden menyakitkan hati dilakukan oleh pelbagai pihak di Indonesia dan yang paling digemari mereka adalah memijak dan membakar bendera Malaysia.

Sehubungan itu, rakyat Indonesia tidak boleh menyalahkan dunia luar apabila memandang negatif terhadap mereka kerana ia berpunca daripada sikap mereka sendiri.

Malaysia tidak akan memohon maaf kepada Indonesia

PUTRAJAYA: Malaysia tidak akan memohon maaf kepada Indonesia berhubung penahanan dan dakwaan layanan buruk terhadap tiga anggota penguat kuasa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di perairan negara walaupun didesak sesetengah pihak di republik berkenaan.

Menteri Luar, Datuk Seri Anifah Aman, berkata Malaysia mengambil pendirian itu kerana tindakan Polis Gerakan Marin pada 13 Ogos lalu itu adalah mengikut undang-undang negara.

“Kita tidak akan memohon maaf kerana ini adalah undang-undang di negara ini sama seperti Indonesia dan undang-undangnya,” katanya selepas mengadakan pertemuan dan dialog dengan 34 delegasi Program Duta Belia Indonesia, di sini semalam.

Beliau berkata, Malaysia juga tidak akan meminta Indonesia memohon maaf berikutan insiden penahanan tujuh nelayan rakyat Malaysia.

Anifah berkata, Perdana Menteri turut melahirkan rasa kecewa terhadap tindakan penunjuk perasaan anti-Malaysia di Jakarta sejak 16 Ogos lalu yang memijak dan membakar Jalur Gemilang serta membaling najis manusia ke halaman Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta.

“Bagaimanapun, beliau (Perdana Menteri) percaya terhadap kewibawaan pihak berkuasa Indonesia mengawal dan menjamin keselamatan bangunan kedutaan serta penduduk Malaysia di sana,” katanya yang memberi taklimat ringkas mengenai perkembangan demonstrasi anti-Malaysia itu dalam mesyuarat Kabinet, kelmarin.

Anifah mengulas desakan beberapa pihak termasuk badan bukan kerajaan (NGO) negara itu iaitu Civil Circle for Indonesia dan Coalition for Fishery Justice (KIARA) yang mendesak Malaysia memohon maaf.

Pada hari pertama demonstrasi menyaksikan penunjuk perasaan menceroboh hingga ke atas pagar Kedutaan Besar Malaysia yang didalangi sebuah pertubuhan yang dinamakan Benteng Demokrasi Rakyat Indonesia (BENDERA).

Sementara itu, kerajaan akan meneruskan penghantaran pelajar tajaan ke Indonesia kerana menyifatkan insiden demonstrasi yang mencemarkan kedaulatan Malaysia BENDERA di negara itu adalah kes terpencil.

Menteri Pengajian Tinggi, Datuk Seri Mohamed Khaled Nordin, berkata kerajaan tidak perlu melenting sehingga mengambil keputusan sedemikian atas perbuatan golongan tertentu yang bertindak atas matlamat tersendiri.

Kuala Perlis Waterfront





Galeri Kebudayaan Di Kompleks Muzium Kota kayang


Cangkul zaman sebelum kemerdekaan. Gabungan kayu besi dan rotan. Rotan digunakan untuk melilit kayu dan besi.
Alat berkaitan pertanian juga.
Sama jugak dengan alat diatas.