Mencari Hasil Ilmu

Thursday, September 23, 2010

Hukum Menamakan Yahudi dengan Israel

syeikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali

Segala puji bagi Allah, selawat dan salam semoga dicurahkan keatas Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya. Amma ba’du:

Di antara fenomena ganjil yang tersebar di kalangan kaum muslimin adalah menamakan dan menyebut negeri Yahudi yang dimurkai Allah dengan (panggilan) “Israel”!

Saya belum pernah melihat seorang pun yang mengingkari fenomena yang berbahaya ini, yang menyinggung kehormatan seorang rasul yang mulia, iaitu Ya’qub [*] Alaihish-shalatu wa sallam yang dipuji oleh Allah di dalam Kitab-Nya bersama dengan kedua bapaknya yang mulia; Ibrahim dan Ishaq Alaimas salam.

[*] Ya’qub adalah Israel sebagaimana dalam hadis dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhuma bahawasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada orang-orang Yahudi: “Apakah kamu sekalian mengetahui bahawa Israel adalah Ya’qub?” Mereka menjawab: “Allahumma, ya”. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ya Allah saksikanlah!” (Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Daud, Ath-Thayalisi dalam Musnad-nya 1/356, Ibnu Sa’ad dalam Thabaqah Kubra 1/175 dan Ahmad dalam Munad-nya 1/273 dan 278 dengan sanad yang hasan).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاذْكُرْ عِبَادَنَا إبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ أُولِي الأيْدِي وَالأبْصَارِ. إِنَّا أَخْلَصْنَاهُمْ بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِ. وَإِنَّهُمْ عِنْدَنَا لَمِنَ الْمُصْطَفَيْنَ الأخْيَارِ.


"Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi iaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik” [Shod : 45-47]

Inilah kedudukan rasul yang mulia ini dalam Islam, bagaimana boleh diletakkan pada orang-orang Yahudi, dan bagaimana boleh mereka diletakkan padanya?!

Banyak kaum muslimin yang membawa nama rasul ini ketika mencela negeri Yahudi ini dengan mengatakan: Israel telah melakukan ini, Israel telah melakukan itu, Israel akan melakukan ini dan itu!

Hal ini menurut pandanganku (Syeikh Rabi’) adalah perkara yang mungkar, sekadar wujudnya saja (sepatutnya) tidak boleh ada pada kaum muslimin, apalagi menjadikan fenomena ini yang tersebar di kalangan mereka tanpa ada seorang pun yang mengingkarinya!

Dari sini kami lontarkan sebuah pertanyaan dan sekaligus jawabannya, maka kami katakan: Bolehkah menamakan negeri Yahudi yang kafir dan tercela ini dengan nama “Israel” atau “negeri Israel” kemudian diarahkan celaan dan cercaan kepada negeri ini atas nama “Israel”?

Yang haq (benar), bahawasanya hal ini tidak diperbolehkan!

Orang-orang Yahudi telah banyak melakukan makar-makar (tipu muslihat) yang besar di mana mereka menjadikan hak mereka sebagai hak yang syar’i di dalam menegakkan sebuah negeri di tengah-tengah negeri kaum muslimin atas nama warisan dari Ibrahim dan Israel!

Mereka telah membuat makar yang besar dengan menamakan negeri Zionis mereka dengan nama negeri Israel!

Tipu daya mereka ini telah merasuk ke dalam tubuh kaum muslimin –saya tidak katakan pada orang-orang awam sahaja, bahkan pada kebanyakan dari kalangan yang terpelajar-, jadilah kaum muslimin menyebut-nyebut negeri Israel bahkan nama Israel di dalam berita-berita mereka, di dalam buku-buku mereka, di dalam majalah-majalah mereka, dan di dalam pembicaraan-pembicaraan mereka, sama saja dalam konteks berita biasa atau dalam konteks mencerca, mencela dan bahkan melaknat. Semua ini terjadi di tengah-tengah kaum muslimin dan yang sangat sayang sekali, tidak pernah kami dengar seorang pun mengingkarinya!

Allah telah banyak mencela orang-orang Yahudi di dalam Al-Qur’an dan melaknat mereka serta mengkhabarkan kepada kita tentang kemurkaan-Nya kepada mereka, tetapi semua ini dengan nama orang-orang Yahudi (sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Orang-orang Yahudi berkata : “Tangan Allah terbelengu”, Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu…” - Al-Ma’idah: 64) Dan dengan nama-nama orang kafir dari bani Israel (sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : Telah dilaknat orang-orang dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka derhaka dan selalu melampaui batas” - Al-Ma’dah : 78), bukan dengan nama Israel seorang nabi yang mulia putra seorang nabi yang mulia Ishaq putra seorang nabi yang mulia Khalilullah Ibrahim ‘Alaimush-shalatu wa salam!

Orang-orang Yahudi ini tidaklah memiliki ikatan agama dengan Nabiyullah Israel (Ya’qub “Alaihish-sholatu wa salam) dan tidak juga dengan Ibrahim Khalilullah Alaihish- shalatu wa salam!

Orang-orang Yahudi ini tidaklah memiliki hak waris keagamaan dari Ya’qub dan Ibrahim. Sesungguhnya yang mewarisi agama keduanya adalah orang-orang yang beriman, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ


"Sesungguhnya orang yang dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah pelindung semua orang-orang yang beriman” [Ali-Imran : 68]

Allah berfirman dalam KitabNya mengkhabarkan bahawa Ibrahim Alaihish-sholatu wa salam berlepas diri dari orang-orang Yahudi, Nasrani, dan orang-orang musyrik:

مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ


"Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus (hanif) lagi (muslim) berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik” [Ali-Imron : 67]

Kaum muslimin tidaklah mengingkari bahawa orang-orang Yahudi berasal dari keturunan Ibrahim dan Israel, tetapi kaum muslimin memastikan bahawa orang- orang Yahudi adalah musuh-musuh Allah dan musuh-musuh para rasul diantara para rasulNya iaitu Muhammad, Ibrahim dan Israel. Kaum muslimin meyakini dengan pasti bahawa tidak ada saling mewarisi antara pada nabi dengan musuh-musuh mereka dari kalangan orang-orang kafir, sama sahaja diantara orang-orang kafir ini, orang-orang Yahudi, orang- orang Nasrani, atau dari orang-orang musyrik Arab dan yang lainnya, dan bahawasanya orang-orang yang paling dekat kepada Ibrahim dan seluruh para nabi adalah kaum muslimin yang mereka ini beriman kepada para nabi, mencintai para nabi, memuliakan para nabi, dan beriman kepada apa yang diturunkan oleh Allah kepada mereka dari kitab-kitab suci dan suhuf; kaum muslimin menjadikan keimanan kepada semua ini termasuk pokok-pokok (dasar-dasar) agama mereka, maka kaum muslimin-lah pewaris para nabi dan orang-orang yang paling dekat kepada para nabi!

Bumi Allah sesungguhnya adalah milik hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya, dan kepada para rasul yang mulia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الأرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ. إِنَّ فِي هَذَا لَبَلاغًا لِقَوْمٍ عَابِدِينَ. وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ.


"Dan sungguh telah kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahawasanya bumi ini dipusakai oleh hamba-hamba-Ku yang soleh. Sesungguhnya (apa yang disebutkan) dalam (surah) ini, benar-benar menjadi peringatan bagi kaum yang menyembah (Allah) Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” [Al-Anbiya : 105-107]

Maka musuh-musuh para nabi –terutama orang-orang Yahudi- tidaklah memiliki warisan bumi di dunia ini dan di akhirat mereka akan mendapat azab neraka yang abadi!

Sungguh sangat menghairankan keadaan kebanyakan kaum muslimin yang menyerahkan kepada orang-orang Yahudi dengan tuduhan bahawa mereka adalah pewaris bumi Palestin, dan bahawasanya orang-orang Yahudi mencari Haikal Sulaiman Alaihish-sholatu wa salam (padahal) Sulaiman Alaihish-sholatu wa salam ini dikafirkan oleh orang-orang Yahudi dan dituduh dengan tuduhan-tuduhan keji. Orang-orang Yahudi ini adalah musuh yang paling sengit bagi Sulaiman Alaihish-sholatu wa salam yang termasuk nabi di antara para nabi Bani Israel. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لا تَهْوَى أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ


“Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?” [Al- Baqarah: 87]

Lalu bagaimana kaum muslimin –paling kurang pun dengan sikap mereka- membenarkan tuduhan-tuduhan yang batil ini?! Dan mereka namakan orang-orang Yahudi dengan “Israel” dan “negeri Israel”!

Dan sesungguhnya mereka –demi Allah- di hari mereka beriman dengan sebenarnya kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para rasul, dan risalah-risalah mereka, maka mereka adalah para wali Allah, wali para nabi dan rasul-Nya!

Maka hendaklah kaum muslimin mempersiapkan diri mereka dari segi aqidah dan manhaj, dengan mengikuti kitab Rabb mereka (Al-Qur’an) dan sunnah nabi mereka (Al-Hadis) serta jalan yang ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat Radhiallahu ‘anhum dan jalan yang ditempuh para pengikut mereka dalam kebaikan dari para tabi’in yang terbaik dan para imam (yang membawa) petunjuk dan agama; kerana sesungguhnya inilah wasilah (sarana) paling agung untuk kemenangan kaum muslimin atas musuh-musuh mereka, dan wasilah paling agung bagi keluhuran nilai kaum muslimin, kebahagiaan mereka dan kemuliaan di dunia dan akhirat. [*]

[*] Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika kalian telah berjual beli dengan cara inah (yakni jual beli dengan cara Riba), disibukkan oleh ternak dan tanaman, dan kalian tinggalkan jihad di jalan Allah, maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada kalian, Allah tidak akan mencabut kehinaan itu dari kalian, sampai kalian kembali kepada agama kalian.” (Diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunan-nya 3462, Baihaqi dalam Sunan Kubra 5/316, dan Thabrani dalam Musnad Syamiyyin hal. 464 dan disahikan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Shohihah : 11)

Hendaknya mereka bersihkan tangan-tangan mereka dari hawa nafsu, bid’ah-bid’ah dan taksub (fanatik) terhadap kebatilan dan pemilikya. Kemudian, hendaknya mereka berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mempersiapkan diri secara material (kebendaan) dari berbagai macam persenjataan dan hal-hal yang berhubungan dengannya serta berwaspada (berjaga-jaga) dan latihan militer, sebagaimana diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ


"Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kalian menggentarkan musuh Allah dan musuh kalian” [Al-Anfal : 60]

Kekuatan di dalam nash di atas meliputi setiap kekuatan yang menggentarkan musuh dari berbagai macam persenjataan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salla bersabda:

"Ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah pelemparan, ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah pelemparan, ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah pelemparan” [Diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunan-nya 3/13, Tirmizi dalam Jami-nya 5/270, dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya 2/940 dan disahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami : 2633]

Dan “pelemparan” di sini meliputi semua senjata yang dilempar, semuanya ini wajib diusahakan dengan industri, atau jual beli, atau dengna cara yang lainnya.

Sekali lagi … aku sangat hairan, peletakan nama nabi yang mulia ini atas sebuah negeri yang terkutuk (Yahudi) dan umat yang dimurkai dan umat yang membuat kedustaan, dikatakan tentang mereka dan tentang berita mereka dan tentang celaan kepada mereka “Israel” dan “negeri Israel”, seakan-akan bahasa Arab yang luas telah sempit bagi mereka sehingga tidak dijumpai dalam bahasa Arab kecuali dengan nama ini!

Kemudian apakah mereka merenungi perkara ini di dalam diri-diri mereka. Apakah perkara ini membuat keredhaan Allah atau rasul-Nya?

Apakah perkara ini membuat keredhaan Nabiyullah Israel (Ya’qub) atau membuat dia tidak suka seandainya dia hidup?

Tidaklah mereka mengetahui bahawasanya cercaan dan celaan yang mereka arahkan kepada orang-orang Yahudi atas nama Israel akan berpaling menuju kepadanya (sendiri) dalam keadaan mereka tidak sedari; dari Abu Hurairah bahawasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Tidakkah kamu hairan bagaimana Allah memalingkan aku dari cacian orang-orang Quraisy dan laknat mereka, mereka mencaci seorang yang tercela dalam keadaan aku adalah Muhammad (yang terpuji)” [Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-nya 2/244, Bukhari dalam shahih-nya : 3533, dan Nasa’i dalam Sunan-nya 6/159, dan diriwayatkan juga oleh Humaidi dalam Musnad-nya 2/481 dan Baihaqi dalam Syu’abul Iman 2/142]

Maka bagaimana kamu sekalian palingkan celaan tersebut, laknat kamu dan cercaan kamu terhadap musuh-musuh Allah (sedangkan kamu arahkan) kepada sebuah nama nabi yang mulia dari para anbiya’ dan para rasul manusia-manusia pilihan Allah?!

Jika ada seorang yang berkata: “Penamaan seperti ini ada di dalam kitab Taurot!” Maka kami katakan: “Bukanlah hal yang jauh, bahawa ini termasuk tahrif-tahrif (pengubahan-pengubahan) ahli kitab, sebagaimana Allah mempersaksikan mereka bahawasanya mereka mengubah kitab yang ada di tangan-tangan mereka dan kemudian mengatakan bahawa ini dari Allah [*], bahkan di dalam kitab Taurat yang telah digubah oleh mereka, terdapat tuduhan terhadap para nabi dengan kekufuran dan hal-hal yang keji, maka bagaimana mungkin berhujah dengan apa yang tertulis di dalam kitab mereka ini, padahal kitab mereka keadaannya seperti itu (yakni mereka mengubah/selewengkan)?!

[*] Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; “Ini dari Allah” (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan” (Al-Baqarah: 79)

Akhirnya kita berdo’a kepada Allah agar memberi taufiq kepada kaum muslimin semuanya kepada hal yang dicintai dan diredhai-Nya dari perkataan dan perbuatan. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do’a.